Seorang Sepupu Yang Di Panggil Paman
Assalamualaikum Wr. Wb..... Hai Sobat Blogger dimanapun anda berada, lama tak bersua kali ini saya akan membagikan sedikit cerita seseorang, yang menurut saya cukup berkesan dalam hidup saya.
Dia adalah seorang yang memiliki peran penting dalam keluarga dia sendiri namun ada satu kesan dalam perjalannya yang sempat singgah dikeluarga kami. Berjalan beberapa waktu disaat kami sedang menginjak bangku Sekolah Dasar, pada saat itu ayah masih bertugas disebuah daerah pelosok dimana daerah tersebut adalah daerah transmigran yang berada disebuah daerah di Pulau Buton yang memiliki rakyat yang berasal dari berbagai suku. Disaat bersamaan Kaka Sepupu ini mengikuti kami untuk melanjutkan sekolah kejenjang menengah pertama. Ada beberapa alasan mengapa kaka sepupu tersebut mengikuti kami untuk bersekolah padahal untuk standar sekolah yang baik ditempat sendiri lebih maju dan lebih baik bersama keluarganya namun kaka sepupu tersebut mengikuti kami, hal yang pertama alasannya adalah ia memiliki keluarga yang jauh dari kata pendidikan dan kedua ia memiliki latar belakang ekonomi yang sangat jauh dari kata mampu. Atas dasar hal itu ia mengikuti kami dalam berkelana menempuh pendidikan dan ingin sampai melanjutkan keperguruan tinggi.
Ayah sangat berharap kepada kaka sepupu ini hingga ayah sangat serius dalam menuntunnya untuk menempuh pendidikan, karena menurut ayah pendidikan adalah hal yang paling utama dalam membangun masa depan dan disisi lain pengalaman hidup ayah yang seolah tau betul bagaimana hidup tanpa pendidikan. Hari demi hari dilalui ayah yang selalu membimbingnya agar mengikuti jejaknya sampai hal kecilpun diperhatikan dari pakai, sampai kepada cara mengurus diri sendiri. Sampai pada ketika lulus sekolah menengah pertama kaka sepupu ini memutuskan untuk pulang ke orang tua karena ditempat tugas ayah tidak terdapat sekolah yang memiliki jenjang yang lebih tinggi dari pada sekolah menengah pertama, namun disinilah awal ia memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah. Banyak alasan yang menjadi kendala dibenak kaka sepupu ini. namun satu alasan yang paling tidak bisa ia hindari yaitu ekonomi keluarga yang begitu menghempit karena posisi ia sebagai anak sulung dari lima bersaudara. Maka setelah menamatkan sekolah menengah pertama ia memutuskan untuk merantau di tanah Papua. Banyak sekali kejadian yang ia alami terutama dalam menjalani kerasnya kehidupan ditanah rantau salah satunya dengan berdagang jagung rebus kacang rebus. Hal ini dilakukannya terus selama puluhan tahun hingga memiliki seorang istri dan anak dua. Dalam berdagang banyak sekali cobaan yang dialami seperti perampasan dagangan, pencurian, hingga ia pernah bercerita tentang bagaimana ia berdagang ditengah kekacauan yang terjadi di tanah Papua. Walaupun ditengah kesulitan tersebut ia tidak pernah menolak untuk menolong sesama jika ada yang membutuhkan walaupun dalam hal ekonomi merasa kurang namun dalam hal tenaga dan pikiran selalu menjadikan ia seorang yang berarti dimata keluarga. Hal yang paling berkesan dihidup saya ketika ia mengatakan jadilah seperti Ayah karena perannya sungguh begitu berarti dalam keluarga, tidak mudah menjadi seorang anak sulung karena pertanggung jawaban keluarga selalu melekat, lewati prosesnya dengan cara yang baik, kita tidak dituntut untuk menjadi hasil yang baik namun tetap harus berbuat yang terbaik.
Kata-kata tersebut dibuktikan ketika saya menginjakkan kaki pertama di Papua. Papua dengan stigma yang melekat dengannya membuat saya tenang karena ada beliau yang begitu perhatian dimana pada saat itu keluarga yang pertama kali menjemput saya ketika berada di Papua pun beliau. Walaupun pada saat itu saya tidak meminta, karena saya pun juga telah bersama teman-teman lain, bahkan ketika kami menempati kos-kosan untuk pertama kali beliau memberikan apapun yang kurang dari kami, bahkan sempat membantu membersihkan ruangan kosan kami, mungkin menurut sebagian orang hal itu merupakan balas jasa dari seorang kemenakan terhadap paman yang pernah membantu dalam menempuh pendidikan, namun menurut saya ia adalah sosok jelmaan ayah yang mengisi kekosonganya ketika ayah telah tiada.
Tidak ada kata yang sempat terucap selain rasa terima kasih yang sangat mendalam yang saya katakan karena sudah begitu berarti dalam hidup ini. Mungkin Tuhan sengaja mengirim saya di Papua untuk mengenang hidup terakhir ia didunia ini. Saya tau banyak cerita yang belum saya mengerti tentang kaka sepupu ini, namun terima kasih sudah jadi paman didunia dan di Tanah Papua.
Diakhir hidupnya ia sempat berjuang melawan penyakitnya dengan tetap berjualan dan hal itu tidak ditampakannya hingga ketika sakitnya semakin parah hal itu ia lakukan semata-mata untuk tidak membebani keluarga dengan penyakit yang dialaminya. dan salah satu keinginan yang sangat mendalam yang tertancap kuat di kepala saya adalah menjadikan anaknya menjadi orang yang berarti bagi bangsa dan negara dan terkhusus bagi keluarga. Aaaamiinn...
Selamat Jalan jasa-jasamu membekas dihati... Wassalamualaikum. Wr. Wb.
0 komentar:
Posting Komentar