.do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none; }
Jumat, 06 November 2015

GURU YANG BAIK HATI

1. Pendahuluan
Suatu pagi disebuah kampung seorang anak laki-laki dengan semangat yang gigih berangkat kesekolah seperti biasa ia berangkat pagi hari sebelum pukul 06.00 waktu yang ditempuh untuk ketempat sekolah adalah selama 1 jam atau jarak kurang lebih 3 km. Anak tersebut masih duduk dibangku sekolah menengah pertama. untuk satu kelas ia tidak memiliki teman cowok yang berasal dari satu kampung, sehingga setiap pergi sekolah ia berjalan sendiri tanpa ditemani siapapun, walaupun yang dilewati jalan raya yang masih kebanyakan hutan belantara. setiap hari jika ia sedang berjalan kaki kadang mengharapkan belas kasih yang lewat dengan kendaraan melewati sekolah yang dia jadikan sebagai tempat belajar itu untuk memberikan tumpangan agar ia tiba ditempat sekolah lebih cepat dan tidak melelahkan.


2. Guru
Seorang guru yang memiliki istri satu dan anak laki-laki mengajar di sekolah dasar dekat dengan tempat sianak tadi sekolah menengah pertama dan tempat tinggal seorang guru tersebut sering dilewati anak tersebut manakala pergi sekolah. istri seorang guru tersebut adalah seorang pedagang yang sering berjualan dipasar-pasar kampung salah satunya dikampung tempat anak tadi  bersekolah.

3. Kejadian
Suatu pagi anak yang bersekolah sekolah menengah pertama tadi berangkat melewati rumah guru tersebut. seperti biasa guru tersebut berangkat pagi untuk mengajar ditempat ia mengajar di sekolah dasar. kadang jika guru tersebut tidak memiliki boncengan jika melihat anak-anak kesekolah ditengah jalan ia memboncengnya. namun ada yang beda pada pagi itu. si guru tersebut pada saat keluar dari jalan raya dengan sebuah motor dengan kendaraan tanpa ada yang dibonceng berhenti pas di hadapan sianak yang kebetulan lewat di depan rumah siguru tersebut.

Si guru tersebut mengatakan "cepat sedikit" secara beulang kali.  Dengan pikiran yang polos sianak tersebut mendengarnya dan  menaiki boncengan si guru tersebut. dan ternyata yang di maksud siguru tersebut adalah istri yang lagi ada di dalam rumah untuk cepat keluar untuk pergi bersamaan sambil mengantar istrinya kepasar. sehingga siguru tersebut dengan rasa iba yang sangat besar kepada sianak yang mau kesekolah tersebut disuruh turun karena ia mau mengantra istrinya berangkat kepasar.

4. Sepanjang perjalanan
Dengan rasa malu yang sangat besar dan bercampur dengan rasa kecewa sianak tersebut sepanjang jalan mengetawai tingkah lakunya sendiri. dan hal itu membuatnya belajar untuk tidak terlalu berharap sama keadaan yang membuatnya mudah untuk berharap. sekian cerita kali ini semoga bermanfaat...

0 komentar:

Posting Komentar

Breaking News
Loading...
Quick Message
Press Esc to close
Copyright © 2013 BONTER STATISTIKA All Right Reserved