.do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none; }
Sabtu, 20 Juli 2019

Pengembara Yang Lurus

Hampir setiap pertemuan orang yang ditemui tak pernah diingat namanya begitu pula saya saya yang kadang memang menjadi kebiasaan,,, kali ini saya bercerita tentang pengalaman pada tahun 2017 dimana saya pertama kali sekali melakukan perjalanan keluar daerah dalam rangka mencari pekerjaan bukan mencari ilmu/pendidikan. 



Ceritanya agak sedikit unik kenapa dikatakan unik,,, ya mungkin dari pendapat saya, perjalanan kali ini hampir sama sekali tidak ada rencana. Satu-satunya yang bisa saya andalkan yaitu Tuhan Yang Maha Kuasa. Perjalanan itu bermula ketika ingin mengikuti sebuah tes pendaftaran calon pegawai negeri sipil, ketika pada saat di tempat tes saya mengira hanya sedikit yang mengikuti tes sehingga saya mencoba walaupun jauh dari kampung halaman, dan saya kaget ternyata yang mengikuti tes melebih dari apa yang saya bayangkan. ketika itu waktu pendaftaran dibuka dari pukul 07.00 WITA dan saya baru sampai ditempat tes pada pukul 09.00 setibanya ditempat tes saya langsung mengambil nomor antrian dan saya cukup kaget juga ekpektasi dari penglihatan dilapangan yang ikut antri hanya ratusan dan ternyata dari nomor yang lagi disebut untuk memulai pendaftaran yaitu 5 ratusan saya mendapat antrian 2 ribuan wah ini sangat menjengkelkan rasanya ingin pulang saja menunggu besok hari namun setelah mempertimbangkan dari segi biaya, ya saya mencoba mengikutinya. Yang membuat saya optimis untuk menunggu yaitu staf yang menerima pendaftaran agak banyak jadi masih bisa berpeluang untuk selesai sebelum malam tiba. Dan ketika menunggu ternyata karena membludaknya para peserta pendaftaran waktu yang disediakan oleh panitia pendaftaran sampai jam 10 malam. dan sambil menunggu panitia memanggil nomor antrian sama mencoba mencari mesjid untuk melaksanakan sholat 5 waktu. dan disitulah pertama kali saya bertemu si penjaga mesjid.

Ia adalah seorang yang berasal dari  Pulau jawa yang mengadu nasib didaerah orang dengan segudang pengalaman sebelumnya yang tidak jauh dari kata suran. bermula dari suatu musibah yang menimpanya bersama keluarga yaitu kebakaran rumah tempat tinggal, kemudian ia berpikir untuk memulai sesuatu yang dapat membantu keluarga dalam hal keuangan.

Ia adalah seorang laki-laki dari 3 orang bersaudara perempuan, banyak sekali kenginannya yang ingin dilakukan  ketika masih muda namun takdir berkata lain. setelah musibah yang menimpa keluarga tersebut, setelah tamat sekolah menengah pertama ia langsung memilih untuk melanjutkan pekerjaan. Tidak sedikit tantangan yang ia dapatkan dalam hal mencari pekerjaan, bahkan ia menemui kesulitan yang sama sekali ia tidak duga, salah satunya ia pernah memiliki pekerjaan disebuah kapal pengangkut kayu ilegal dan menurut dia ini pelajaran yang sangat berharga, betapa tidak selain ilegal ia dituntut untuk bekerja pada malam hari ditemani angin dan sungai yang dingin dan tentunya makhluk buas seperti buaya siap menghadang.

Malam adalah siang dan siang adalah malam, dengan resiko dan kerja keras yang dilakukannya menurutnya tidak sebanding dengan apa yang telah mereka dapatkan berupa gaji, disamping itu cobaan yang bersifat negatif berupa miras dan wanita penghibur turut menjadi godaan yang terbesar dalam hidupnya hingga pada suatu malam ia diajak oleh rombongan yang jugabekerja di kapal tersebut untuk pergi disebuah klub malam, sebenarnya ia tidak ingin pergi namun karena dipaksa untuk ikut walaupun awalnya ia tidak tau mau dibawa kemana. setelah ia tiba ditempat tujuan ia baru sadar ternyata dia di bawa disalah satu tempat yang tidak dia inginkan, ia ingin sekali balik tapi tidak tau lagi berada dimana ia mencoba berdiam diri disalah satu pojokan tempat untuk menghindari godaan dan maksiat namun teman-teman nya dipaksa meminum-minuman keras sehingga ia harus terlena dan melakukan apa yang tidak harus dilakukan hari demi hari ia lalui seperti itu hingga suatu hari ia berpikir kalaw seandainya saya terus mengikuti apa yang teman-teman kerja nya lakukan makan akan seperti ini terus hidupnya. namun dia tetap berusaha melewatinya sembari mencari jalan keluar seperti menabung untuk keluar dari dunia terrsebut. banyak sekali yang diinginkannya ketika pulang kekampung halaman namun rasa malu menghantui, disatu sisi ia sebagai saru-satunya laki-laki diantara keluarga yang masih bisa mencari pekerjaan namun dilihat dari segi umur ia ingin mendampatkan seoarang pendaping hidup dan sudah harus mendapatkan pekerjaan yang layak namun diumur yang sudah berkepala tiga ia menilai masih belum layak. 

Ada hal yang tidak pernah dibayangkan dari seorang pemuda penjaga mesjid sekaligus penjaga sekolah. ia sederhana, suka membantu salah satunya kami ditampung disalah satu mesjid tempat ia jaga. dan lapang dada. mudah bergaul dan selalu bersyukur apapun yang diperolehnya. ia punya prinsip yang teguh, pantang menyerah walaupun hidup sebatang kara. Satu prinsip yang paling  dia tanamkan dalam hidupnya yaitu ia sangat bersyukur bisa selalu dekat dengan Tuhan karena itu nikmat yang paling besar yang ia rasakan walaupun ia tidak sesempurna pada kebanyakan orang.

sekian dari saya moga bermanfaat sampai jumpa dicerita berikutnya...wassalam

0 komentar:

Posting Komentar

Breaking News
Loading...
Quick Message
Press Esc to close
Copyright © 2013 BONTER STATISTIKA All Right Reserved