.do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none; }
Minggu, 21 Juni 2020

KEIKHLASAN YANG TERUJI

Assalamualaikum Wr. Wb... 
Hai sahabat blogger... lama tidak memposting sesuatu kali ini saya akan membagikan sebuah cerita yang cukup mengunggah sebuah perjuangan dan saya harap sahabat bloger dapat memetiknya walaupun itu mungkin hanya sedikit...

Ada cerita dibalik perjuangan seorang ayah yang tak pelak mencebirkan diri sendiri ketika melihatnya dalam lautan perjuangan dan kini diwariskan kepada putra sulung yang tak pandai melihat dunia dengan segala kekejamannya, menari tanpa tahu dunia mengincarnya dengan penderitaan yang begitu menanti ...

Barusan saya melihat ada seorang anak muda berjuang mencari nafkah untuk keluarga diperantauan sendiri. Ia seorang diri menafkahi keluarga dengan menjadi nelayan ditengah laut lepas bersama teman. Ia seorang diri belum menikah umur masih belasan... hanya pandai menjadi seorang yang berusaha membanggakan keluarga lewat usaha yang dilakukan, ia berharap menjadi orang yang selalu baik dimata keluarga... namun hari ini seperti saya dicibir berkali-kali bagaimana perjuangan itu seperti menertawakan saya,,, ia harus merasakan kehilangan jari tangan dikarenakan pada saat memancing ikan menggunakan tali nilon biasa tanpa alat apapun... ketika ikan yang diincar melebih kekuatan dari biasa mereka lawan maka jari tangan pun melayang...

Belum lama saya melihat ada seorang ayah meninggal di tengah lautan untuk mencari nafkah demi keluarga yang dicintainya kini Tuhan seperti menampar saya seolah apa yang saya lakukan tidak bernilai apa dimata mereka... 

Kadang kita lupa apa yang menjadi jalan dalam berjuang. cinta dan kasih sayang tidak cukup tanpa keihklasan. Pandangan itu diucapkan dengan pakaian ilmu yang didapatkan tanpa dirasakan dijalani dan diperjuangkan, ditelaah dulu apa yang mesti diucapkan jika cinta kasih dan perjuangan yang dimengerti hanya sebatas pakaian yang dikenakan. 

Diujung samudera ada orang yang mengais rejeki dengan taruhan nyawa yang melayang 

Dipuncak gunung ada orang yang mengais rejeki dengan taruhan nyawa demi sesuap nasi

Bukan demi dia, bukan demi hidup sendiri melainkan demi cinta, kasih sayang dan keihlasan...

Tawarkan dia sepucuk surat untuk dibaca bersama dan keberhasilan cinta dan kasih itu sebagaimana 
meraka merelakan yang tak ingin dinikmati dan yang tak sanggup dihadapi.

Mungkin dengan itu sedikit meringankan beban bagi mereka... kehilangan yang mereka rasakan bukan sedikit melainkan diri sendiri... semakin saya melihat semakin saya tidak mengerti apa artinya hidup... banyak yang saya coba mengerti. Mereka yang berhasil meraih tanpa memikirkan apa artinya proses,,, janganlah tunduk karena mereka hanya perlu dimahami dan mengerti tanpa harus berucap karena pujian akan tetap kalah sama pengorbanan yang tulus.



0 komentar:

Posting Komentar

Breaking News
Loading...
Quick Message
Press Esc to close
Copyright © 2013 BONTER STATISTIKA All Right Reserved